Trending

LAYANAN KAMPANYE

Sabtu, 15 September 2007

CTC Microsoft Incar Daerah Asal Buruh Migran

SIRIH BESAR, Batam - PT Microsoft Indonesia sejak September tahun lalu telah membangun dua Community Technology Center (CTC) di Pulau Batam dan Tanjung Pinang yang ditujukan untuk membantu memerangi human trafficking (perdagangan manusia). Pasalnya, kedua daerah tersebut kerap dijadikan tempat pemberangkatan buruh migran yang dengan keahlian pas-pasan namun nekad untuk menyeberang ke negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia dengan harapan dapat pekerjaan yang lebih baik. Alhasil, dengan keterbatasannya tersebut mereka malah sering dijadikan komoditas human trafficking.

Atas dasar itulah, dengan kemampuannya di bidang teknologi informasi, Microsoft membuat pusat pelatihan dengan harapan dapat membekali buruh migran kemampuan komputer dan life skill lewat CTC di Batam dan Tanjung Pinang.

Selang setahun, metode yang diambil Microsoft untuk memerangi human trafficking kini dibuat agak berbeda. Tidak hanya berfokus pada tempat pemberangkatan buruh migran tersebut namun juga coba meredamnya dari sumber mereka berasal.

AKBP Imam Widodo, Kapolresta Tanjung Pinang mengatakan, buruh migran yang menyeberang dari Tanjung Pinang paling banyak berasal dari wilayah Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.

"Setiap minggunya buruh migran yang dideportasi (dipulangkan) bisa mencapai 300 sampai 800 orang," ujarnya, kepada beberapa wartawan, ketika ditemui di kantornya di Polresta Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

Alasannya, lanjut Imam, mereka tidak memiliki dokumen lengkap sebagai izin bekerja sehingga ditangkap dan dipulangkan secara paksa oleh pihak berwajib disana.

"Mereka datang dengan izin melancong tetapi malah bekerja disana. Tetapi ketika ditanya, ada dari mereka yang mengaku tidak tahu bagaimana prosedur membuat dokumen," jelasnya. 

Maka dari itu, Imam berharap, CTC akan membantu untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dengan sedikit keterampilan komputer. 

Pada tahun 2008, Microsoft berencana membangun CTC di Cirebon dan Indramayu karena dianggap sebagai 'kantung TKI' alias daerah sumber TKI. 

Sita Supomo, Community Affair Manager Microsoft Indonesia mengatakan, kedua tempat itu ditengarai sebagai daerah yang rentan human trafficking dan perdagangan anak.

"CTC bukan hanya pelatihan komputer, tetapi bagaimana menambah keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik. Dengan penambahanskill mereka punya kesempatan yang lebih luas," ujarnya.

Dan mereka, lanjut Sita, setelah memiliki kemampuan tersebut bisa saja tidak harus menjadi buruh migran di luar negeri tetapi bisa membangun daerah asal mereka.

"Kita sudah bekerja sama dengan NGO (non government organization) setempat dan itu kami jadikan sebagai pilot project," tukasnya.

Namun, hambatan dalam membuat CTC di 'kantung' buruh migran ini adalah mencari mitra lokal yang mempunyai kapasitas menjalankannya.

"Dan bagaimana caranya melihat ini (dana yang disalurkan-red) tidak hanya sebagai charity, karena takutnya kalau program ini habis, pelatihan ini juga selesai," tandas Sita.

Rambah Anak Pulau Selain bagi buruh migran, CTC ini juga merangkul anak-anak pulau yang tinggal di daerah Kepulauan Riau (Kepri) untuk diajarkan komputer. Salah satunya adalah Tito Andriyadi.

Untuk sampai ke CTC Sirih Besar -- Tanjung Pinang -- Tito harus terlebih dulu menyeberang pulau menggunakan pompong laut dan menempuh perjalanan darat selama 1 jam. Tito tinggal di Pulau Tenggel yang masyarakatnya sebagian besar bertahan hidup dengan mengandalkan hasil laut. Ia menuturkan, hampir semua teman sebayanya di Pulau Tenggel mengikuti jejak orang tua mereka untuk menjadi nelayan sehingga harus meninggalkan sekolah.

Mengenalkan komputer kepada anak pulau merupakan salah satu strategi CTC Sirih besar dalam menanggulangi human trafficking. Menurut Direktur CTC ini, Sofie, anak putus sekolah sangat rentan menjadi korban human trafficking karena keterbatasan pengetahuan mereka.

"Kita coba mengajak mereka lewat kelurahan dan sekolah. Akses anak pulau untuk mencicipi kursus lebih sedikit ketimbang anak perkotaan yang lebih mudah dan lebih mampu," tukasnya.

Sampai saat ini, Sofie manambahkan, CTC Sirih besar telah memberikan pelatihan komputer kepada.sekitar 20 anak-anak pulau.

"Mereka tidak menutup diri dan sangat semangat untuk belajar, bahkan terkadang dapat membuat kita terharu. Daya tangkapnya pun sama seperti orang lain. Jadi kalau ada yang mengatakan anak pulau daya tangkapnya kurang, itu salah," tegasnya.

Sumber KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Blogger Templates - Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger